Senin, 09 April 2012

Baduy ; a “Mixture” Journey II (Bagian tengah)

kampung pertama yang kami kunjungi
 
Perjalanan para Pendekar Alfa

Sebenarnya tidak ada nama khusus yang diberikan kepada “geng” kami dalam perjalanan ke Baduy tahun ini tapi saya lebih suka menyebutnya pendekar Alfa hal ini tak lain dan tak bukan karena ketergantungan kami pada Alfa**** di bawah sana. Kami berangkat pukul setengah 7 pagi dari tempat kami menginap. Desa Baduy dalam yang kami tuju adalah Cibeo. Dari ke tiga desa Baduy dalam , desa Cibeo adalah yang terdekat 2 jam perjalanan versi orang Baduy dan 4 jam perjalanan versi kami dan 5 jam perjalanan versi orang yang suka foto2 sepanjang perjalanan. Kami berangkat ber 6 didampingi 2 pemandu yang asli baduy. Saking aslinya merekapun belum terlalu fasih berbahasa Indonesia, kendala lain , dia pemalu.

Langsung K.O di tanjakan pertama

setelah bukit ini kami masuk ke hutan durian
Sebelum berangkat, kami menyempatkan diri berpamitan kepada pak Jaro (kepala kampung). Belum apa apa langsung "dihajar"tanjakan spektakuler. Menurut informasi yang saya dan teman-teman dapat sebelumnya, tanjakan di Baduy memang ih waw sampai 70-80 derajad dan jumlahnya lebih dari 7. Tetapi saya tidak menyangka kalau tanjakan akan menjadi track pertama yang kami lewati. ngos ngosanlah saya yang jarang berolahraga dan belum pernah naik gunung. Akhirnya untuk menghemat energi saya putuskan berjalan pelan pelan saja (jangan berhenti... kalau berhenti nanti nggak kuat jalan lagi). Untung 2 orang tua angkat saya membantu (hehehehe) Ms. Rani dan Bang Ucup (yang akhirnya jadi pasangan suami istri February lalu, congrats)setia menemani saya... oh ya tak lupa si Aceng ak.a Arman (salah satu guide kami).Si Arman yang pemalu baru berumur 15an tahun, dia sendiri juga tidak tahu pasti umurnya, selain ulangtahunnya tidak pernah dirayakan, sesuai dengan adat Baduy ,Arman juga tidak boleh bersekolah. Tapi jangan khawatir, dia dapat membaca dan berhitung. Rata rata orang Baduy dapat membaca dan berhitung, mereka saling mengajari satu sama lain turun temurun, nggak ketinggalan pengetahuan tanpa perlu ke sekolah.Karena ngos ngosan dan jalan pelan pelan kami malah menemukan sebuah danau tersembunyi dibalik rerimbunan.Kata Arman , anak anak di desanya sering bermain di sana untuk menangkap ikan kadang kadang naik perahu tetapi anak Baduy dalam tidak, karena selain harus selalu jalan kaki (tanpa memakai alas) mereka juga dilarang naik perahu/kapal dan sejenisnya.

Air bersih di Baduy
 
danau tersembunyi

Hari itu cuaca sangat menyenangkan, cerah dengan panas yang tidak terlalu menyengat. Saya hanya membawa 1 botol air minum saja, tidak perlu khawatir akan kekurangan air minum di Baduy, mereka sangat menjaga kualitas air,tidak menyampah dan tidak membuang sembarang di sungai, selama perjalanan kamipun menemukan beberapa sungai dan sumber air. Di perjalanan kami juga sering bertemu dengan beberapa suku baduy dalam. Mereka berpakaian putih putih, wanita baduy dalam rata rata mempunyai paras yang cantik dan kulit yang putih pucat. Suku Baduy Dalam, selalu  berjalan kaki dalam melakukan perjalanan, tidak  mencemari lingkungan (tanah dan air), dan tidak merokok. Baduy Dalam menerapkan adat lebih ketat dibandingkan dengan Baduy Luar. 

 Okay sekian dulu ya... nanti saya lanjutkan lagi, next saya akan bercerita mengenai "seruling nabi sulaiman" :) see you


Tidak ada komentar:

Posting Komentar