Gambar di atas adalah saya bersama teman teman saya :)
Saya menulis blog ini di sela sela kegiatan belajar mengajar (jangan bilang kepala sekolah saya ya, nanti Blogspot di band , seperti fasilitas FB dan utube)
Saat ini murid murid saya sedang mengerjakan tugas writing mengenai cita cita mereka. Nggak ada yang spesial sih dari cita cita mereka, paling juga Jessen yang bawa kostum apa apa terus dia bilang mau jadi bos.
Ah... cita cita, suatu hal yang tak pernah hadir dalam pikiran saya.
Ketiga kecil semua teman saya pengen jadi dokter, pilot,profesor dan temen saya yang namanya Fajar Setyo Laksono pengen jadi tukang pos (itu bertahan sampe dia kelas 3 SD). Saya nggak pernah pengen mempunyai profesi apapun selain menjalani profesi saya sebagai anak autis yang jarang bergaul.Karena ibu saya memaksa saya punya cita cita, sayapun memilih menjadi guru, meskipun semua teman saya menjadi dokter (saya nggak yau apa menariknya dokter), semua teman saya pengen jadi pilot (apa menariknya saya juga tidak tau), guru? cukup menarik, karena menjadi seorang guru saya bisa menjadi superior kepada muridnya (yang temen temen saya).
Sewaktu masih kecil, saya selalu merasa inferior, karena pemikiran berbeda, cara bermain berbeda, penapilan berbeda juga karena daya beli orang tua yang berbeda.
Masa kecil saya, saya habiskan di dalam sebuah kamar yang diberinama "KANDANG MAINAN". Tempat dimana saya bebas mencorat coret tembok,ngomong sendiri dengan teman teman khayalan saya dan yang paling penting tempat teritorial saya membebaskan saya dari tugas membereskan mainan setelah bermain (ih nggak enak banget kalimatnya)
Tidak mempunyai pengalaman dengan dunia nyata dimasa kecil mungkin membuat saya tak bercita cita. Then whatever my mom said to me that is my future plan.
Setelah dewasa ini (ciiieee....) saya agak tahu bahwa sebenarnya teaching tidaklah terlalu menjadi cita cita saya. Dan cita cita saya yang sesungguhnya ternyata mempunyai pekerjaan yang saya sendiri bahkan tidak tahu apa namanya.
Saya tetap menyimpan pekerjaan itu dalam dalam kitab diantara jantung dan hati saya .
Apa salahnya orang yang tak mau mengungkap cita citanya?
Apa salahnya orang berjalan sendiri tanpa menjelaskan siapa dirinya?
Seberapa pentingkah orang tahu apa yang kita (ingin) kita kerjakan selama kita bukan teroris?
Apakah anda tahu jawabannya?
kebanyakan sih orang tua menanyakan cita cita anaknya karena 2 alasan
- buat lucu lucuan (kayak murid saya Wilson yang begitu dia ditanya dia sudah mantap jadi badut)
- untuk pengharapan (ternyata nggak rugi punya anak yang mungkin suatu saat jadi dokter
Bagaimana kalau harapan itu menjadi seperti orang tua saya? punya anak guru emang nggak ada ruginya, tapi punya anak guru yang gajinya nggak banyak banget mungkin rugi (hahahahahhaa)
sudah dulu ya live reportnya, muridku saya sudah sangat ribut...see u...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar